Sabtu, 11 Juni 2011

Sejarah Perkembangan dan Perkembangan Ilmu Akhlak

Keywords : Sejarah Ilmu Akhlak, Pertumbuhan Ilmu Akhlak, Akhlak Pada Masa Romawi, Akhlak Islam, Makalah Sejarah Akhlak, Perkembangan Ilmu Akhlak hingga saat ini, Perkembangan Akhlak Islami, Apa Itu Ilmu Akhlak?? Sejarah Perkembangan Ilmu Akhlak dari dulu hingga sekarang, Perkembangan Ilmu Akhlak Dari zaman dahulu hingga zaman modern.


PERHATIAN : ARTIKEL INI TIDAK SEPENUHNYA LENGKAP. SILAHKAN DOWNLOAD LENGKAP DISINI
Akhlak adalah bagian dari syari’at Islam. Bagian dari perintah-perintah Allah dan larangan-larangan-Nya. Akhlak harus ada serta terlihat pada diri setiap muslim, agar sempurna seluruh amal perbuatannya dengan Islam, dan sempurna pula dalam melaksanakan perintah-perintah Allah.

Agama Islam juga mengandung jalan hidup manusia yang paling sempurna dan memuat ajaran yang menuntun umat kepada kebahagiaan dan kesejahteraan. Semua ini terkandung dalam ajaran al-Qur’an yang diturunkan Allah dan ajaran sunnah yang didatangkan dari Nabi muhammad SAW. Islam memiliki tokoh-tokoh yang sangat berpengaruh dalam perkembangan Ilmu Akhlak.

Ajaran akhlak menemukan bentuknya yang sempurna pada agama Islam dengan titik pangkalnya pada Tuhan dan akal manusia. Agama Islam pada intinya mengajak manusia agar percaya kepada Tuhan dan mengakuinya bahwa Dialah pencipta, pemelihara, pemberi rahmat, pelindung terhadap apa yang ada di dunia ini.
Selain itu, agama Islam juga mengandung jalan hidup manusia yang paling sempurna dan memuat ajaran yang menuntun umat kepada kebahagiaan dan kesejahteraan. Hukum-hukum Islam yang mengandung serangkaian pengetahuan tentang akidah, pokok-pokok akhlak dan perbuatan yang baik.

Sangatlah jelas bahwa dalam al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang mengandung pokok-pokok akidah kegamaan, keutamaan akhlak dan prinsip-prinsip dan tata nilai perbuatan manusia. Mengenai pembinaan akhlak dapat dijelaskan pendapat Ath-Thabatabi sebagai berikut;

1. Pertama, menurut petunjuk al-Qur’an dalam hidupnya manusia hanya menuju kepada kebahagiaan, ketenangan dan pencapaian cita-citanya.

2. Kedua, perbuatan-perbuatan yang dilakukan manusia senantiasa berada dalam suatu kerangka peraturan dan hukum tertentu.

3. Ketiga, jalan hidup terbaik dan terkuat manusia adalah jalan hidup berdasarkan fitrah, bukan berdasarkan emosi dan dorongan hawa nafsu.

Tokoh-tokoh ini tidak lain adalah Nabi-Nabi yang tercatat dan diabadikan dalam kitab suci Al-Qur’an.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar