Minggu, 12 Juni 2011

Pentingnya Agama Bagi Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Perhatian terhadap arti pentingnya agama bagi kehidupan berbangsa bernegara, dan bermasyarakat mulai meluas kembali setelah percobaan untuk mengkomuniskan bangsa, Negara dan masyarakat yang dilakukan oleh PKI pada tahun 1965 gagal. Sejak saat itu pelajaran agama di sekolah-sekolah/tingkat Taman kanak-kanak sampai dengan tingkat Perguruan Tinggi mulai digalakkan, dan mulai memperoleh kedudukan utama.


Seiring dengan perubahan suasana yang demikian itu dilakukan pula “politik pintu terbuka” tidak saja terhadap penanaman modal asing untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, akan tetapi juga terhadap berbagai ragam informasi dan unsur-unsur kehidupan asing. Akibat dari politik itu, interaksi antara kelompok-kelompok masyarakat di wilayah Indonesia dengan bangsa-bangsa lain makin bertambah intens, tidak saja interaksi ekonomi, politik, social, budaya, tetapi jiga interaksi yang bersifat intelektual. Hal yang serupa juga terjadi dalam pemikiran dan pemahaman keagamaan, bahkan yang terakhir ini pun sering kali dipengaruhi oleh akibat interaksi di dalam bidang-bidang/sector-sektor lain.

Keywords : Pentingnya Kehidupan Beragama, Pentingnya agama bagi kehidupan, agama bagi kehidupan, pentingnya agama bagi kehidupan berbangsa, pentingnya agama bagi menjalani kehidupan, menjalani kehidupan tanpa agama, pentingnya agama bagi kehidupan dan kemerdekaan, peran agama bagi kemerdekaan indonesia, pentingnya agama bagi perubahan kemerdekaan indonesia.

Perkembangan pemikiran dan pemahaman keagamaan yang terjadi saat ini sebenarnya juga sudah mulai terjadi pada masa sebelum perang kemerdekaan, meskipun intensitas nya berbeda bagi masing-masing wilayah di Indonesia. Pada dua dasawarsa terakhir percikan-percikan perkembangan pemikiran dan pemahaman keagamaan itu dapat dilihat antara lain misalnya sebagai “Islam Fundamentalis”. Tulisan berikut ini mencoba menyajikan secara deskriptif, tiga kelompok gerakan Islam di Yogyakarta yang dianggap mencerminkan gerakan “Islam Fundamentalis” tersebut. Ketiga kelompok itu ialah jamaah Mardiyah, jamaah mesjid Salahuddin dan mesjid Syuhada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar